FBS sudah 16 tahun

Raih hadiah ulang tahun: gadget, wisata eksklusif, dan mobil impian.Pelajari sekarang
Buka akun
Buka akunMasuk
Buka akun

14 Jul 2025

Mata uang

Laporan Inflasi AS (CPI) Menjadi Panduan Bagi Jalur Kebijakan Suku Bunga FED

Selama beberapa tahun terakhir, laporan inflasi Indeks Harga Konsumen telah menjadi salah satu indikator ekonomi yang paling diperhatikan oleh pasar keuangan global. Hal ini dikarenakan peran sentral inflasi dalam menentukan arah kebijakan moneter Federal Reserve, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi pasca-krisis COVID dan ketegangan geopolitik yang memicu fluktuasi harga.

Laporan CPI mencerminkan perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga dan menjadi tolok ukur utama dalam menilai tekanan biaya hidup masyarakat. Setiap pergerakan data ini, dapat secara langsung memengaruhi pasar obligasi, saham, nilai tukar dolar AS, serta ekspektasi suku bunga. Oleh karena itu, rilis CPI bulan Juni 2025 menjadi fokus utama para pelaku pasar, analis, dan pembuat kebijakan, terutama dalam konteks tarif baru dan arah ekonomi AS menjelang akhir tahun.

US_Inflation_Rate.png

Angka CPI secara tahunan diperkirakan meningkat 2,6% di bulan Juni, naik dari 2,4% di bulan Mei. Sementara angka CPI inti secara bulanan diperkirakan akan mencapai 0,3% di bulan Juni, naik dari angka sebelumnya 0,1%.

Dampak Kebijakan Tarif

Pasar masih mempertanyakan apakah angka inflasi saat ini sudah terdampak oleh kebijakan tarif Presiden Trump. Dampak tarif impor yang dikenakan oleh pemerintahan Donald Trump mulai terlihat—mendorong kenaikan harga barang impor, khususnya mobil bekas dan tekstil, sehingga ada kemungkinan memberi kontribusi terhadap angka CPI inti pada bulan Juni.

Namun beberapa analis mencatat bahwa banyak perusahaan masih mengandalkan inventaris (cadangan) impor yang dibeli sebelum tarif efektif, sehingga tekanan harga belum sepenuhnya terefleksi pada data CPI hingga Mei. Artinya kenaikan tarif kemungkinan akan berdampak lebih luas pada Juli–Agustus nanti.

Pasar obligasi dan yield Treasury berpotensi naik jika inflasi inti melebihi perkiraan, dan membuat investor menjadi lebih khawatir tentang inflasi yang berkelanjutan dan menurunkan peluang pemangkasan suku bunga cepat.

Fed Chair Jerome Powell pun memperingatkan penurunan kualitas data karena Biro Statistik Ketenagakerjaan kekurangan staf sejak bulan Mei lalu. Sehingga beberapa kota mengandalkan imputasi data hingga 30% dan mengurangi akurasi data yang lebih detil seperti kategori regional dan barang spesifik.

Beberapa laporan ketenagakerjaan di bulan Juni mengindikasikan kemungkinan menunda pemangkasan suku bunga yang awalnya diperkirakan akan terjadi pada 2025.

Pengaruh Terhadap Ekonomi AS

Harapan adanya peningkatan angka inflasi bulan Juni membuka potensi tekanan biaya hidup yang meningkat di kalangan Rumah Tangga berpenghasilan rendah sehingga bisa mengurangi konsumsi yang kurang penting. Sementara itu, Rumah Tangga berpenghasilan tinggi masih kuat karena dukungan kenaikan nilai aset teknologi dan saham; separuh konsumsi domestik masih ditopang oleh Rumah Tangga kelompok ini.

Kenaikan angka inflasi mendekati 3% (menjauh dari target 2%) membuka peluang bank sentral AS mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama daripada perkiraan pemangkasan di bulan September. Meskipun para pelaku pasar masih memperkirakan adanya pemangkasan 2 kali lagi hingga akhir tahun ini.

Survei Wall Street Journal terhadap 69 ekonom menunjukkan risiko resesi turun ke ~33 % di akhir 2025, karena pasar tenaga kerja menguat dan pertumbuhan GDP diperkirakan naik dari 1 % di Q4 2025 ke 1,9 % tahun 2026. Namun ancaman stagflasi tetap ada jika inflasi berkelanjutan, konsumsi melemah, dan pertumbuhan tetap rendah.

Reaksi terhadap hasil CPI Juni dan data lainnya bisa menekan yield jangka panjang jika inflasi lebih panas dari perkiraan, memicu volatilitas pasar saham dan obligasi.

Skenario Menghadapi Angka CPI

Respon pasar terhadap dolar AS terhadap laporan inflasi CPI bulan Juni 2025 sangat tergantung pada bagaimana angka aktual dibandingkan dengan perkiraan pasar, terutama untuk Core CPI (inflasi inti) dan inflasi secara tahunan.

Dampak_CPI_terhadap_Dolar_AS_Juni_2025_2.jpg

Berikut adalah skenario utama dan kemungkinan respon pasar terhadap rilis angka CPI:

Skenario Hawkish (Angka CPI lebih tinggi dari perkiraan)

Kondisi ini bisa berdampak pada penguatan dolar AS. Pasar akan melihat inflasi yang tinggi sebagai alasan bagi Bank Sentral AS untuk mempertahankan suku bunga lebih lama, atau bahkan menunda pemangkasan suku bunga yang sebelumnya diperkirakan terjadi pada Q4 2025.

Yield Treasury berpotensi naik sehingga mendukung penguatan dolar AS karena dianggap sebagai asset dengan hasil tinggi. Sebaliknya, pasar saham berpotensi tertekan karena kebijakan moneter yang ketat akan berlangsung lebih lama.

Indeks dolar AS berpotensi naik menuju level 99 dan level psikologis 100, meski saat ini masih dalam jalur penurunan.

Skenario Netral (Angka CPI sesuai dengan perkiraan)

Kondisi ini bisa berdampak pada dolar AS yang akan bergerak sideways dengan bias positif. Pasar akan tetap menunggu data inflasi tambahan (seperti PCE dan NFP bulan Juli) untuk mengonfirmasi arah kebijakan Fed. Dolar mungkin sedikit menguat jika pasar memandang tren inflasi masih cukup tinggi untuk menjaga suku bunga, tapi tanpa tekanan baru.

Skenario Dovish (Angka CPI lebih rendah dari perkiraan)

Kondisi ini bisa berdampak pada pelemahan dolar AS, karena membuka peluang pemangkasan suku bunga lebih cepat oleh Bank Sentral AS, mungkin mulai September atau Oktober.

Yield Treasury cenderung turun sehingga mengurangi daya tarik dolar AS dan pasar saham kemungkinan akan reli karena harapan kebijakan moneter yang longgar.

Indeks dolar AS berpotensi melanjutkan tren penurunannya menuju support low 96.30.

Analisis Teknikal Indeks Dolar AS

UsDollarDaily_-_CPI_Juni_-_rilis_Juli.png

Indeks dolar AS masih dalam tren penurunan meskipun mencoba rebound akhir-akhir ini. Ada potensi fluktuasi saat rilis laporan inflasi AS pada hari Selasa, 15 Juli 2025 pukul 19.30 WIB. Ikuti juga Youtube LiveStream menjelang rilis CPI Bersama analis FBS mulai pukul 19.00 WIB di sini: https://www.youtube.com/watch?v=hJKYW1DbMnk

Jika terjadi skenario 1, maka indeks dolar berpeluang untuk melanjutkan rebound menuju level 98 dan 99. Bahkan untuk jangka panjang dengan dukungan data positif yang konsisten, target bullish adalah kembali ke atas level psikologis 100.

Jika terjadi scenario 2, maka gerak sideways indeks dolar masih akan berkisar di 97.00-98.19 dengan bias bullish atau membuka peluang menuju level 99 dan 100.

Terakhir adalah jika terjadi scenario 3, maka indeks dolar berpotensi turun kembali menuju support low 96.30.

Trading forex dengan margin melibatkan risiko yang signifikan dan mungkin tidak cocok untuk semua orang, karena leverage tinggi dapat meningkatkan potensi keuntungan dan kerugian. Sebelum memasuki pasar forex, sangat penting untuk mengevaluasi tujuan investasi Anda, pengalaman pribadi, dan manajemen risiko.

Bagikan dengan teman:
Aries Nugroho

Penulis: Aries Nugroho

Buka akun FBS

Dengan mendaftar, Anda menyetujui ketentuan Perjanjian Pelanggan FBS dan Kebijakan Privasi FBS dan menanggung semua risiko yang terdapat dalam operasi trading di pasar keuangan dunia.

Artikel terkait lainnya

Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Australia 2025: RBA Hadapi Dilema Kebijakan

07 Jul 2025

07:09

Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Australia 2025: RBA Hadapi Dilema Kebijakan

Mata uang

Inflasi Lebih Moderat, RBA Diperkirakan Pangkas Suku Bunga Selasa Depan

02 Jul 2025

05:45

Inflasi Lebih Moderat, RBA Diperkirakan Pangkas Suku Bunga Selasa Depan

Mata uang

Laporan Non-Farm Payroll AS: Hubungan dan Dampaknya terhadap Kebijakan Bank Sentral AS Saat Ini

02 Jul 2025

04:56

Laporan Non-Farm Payroll AS: Hubungan dan Dampaknya terhadap Kebijakan Bank Sentral AS Saat Ini

Mata uang

Menjelang Laporan Inflasi PCE Price Index, Bagaimana Bank Sentral Akan Menyikapinya?

26 Juni 2025

03:31

Menjelang Laporan Inflasi PCE Price Index, Bagaimana Bank Sentral Akan Menyikapinya?

Mata uang

FBS di media sosial

iconhover iconiconhover iconiconhover iconiconhover icon

Hubungi kami

iconhover iconiconhover iconiconhover iconiconhover icon
store iconstore icon
Unduh di
Google Play

Trading

Perusahaan

Mengenai FBS

Dampak sosial kami

Dokumen legal

Berita Perusahaan

Karier di FBS

FC Leicester City

Pusat Bantuan

Situs web ini dioperasikan oleh FBS Markets Inc.; Nomor Registrasi 000001317; FBS Markets Inc. terdaftar oleh Financial Services Commission di bawah Securities Industry Act 2021, dengan nomor lisensi 000102/31. Alamat Kantor: 9725, Fabers Road Extension, Unit 1, Belize City, Belize.

FBS Markets Inc. tidak menawarkan layanan keuangan kepada penduduk yurisdiksi tertentu, termasuk, tetapi tidak terbatas pada: Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, Israel, Iran, dan Myanmar.

Transaksi pembayaran dikelola oleh HDC Technologies Ltd; Nomor Registrasi HE 370778; Alamat hukum: Arch. Makariou III & Vyronos, P. Lordos Center, Blok B, Kantor 203, Limassol, Siprus. Alamat tambahan: Office 267, Irene Court, Corner Rigenas & 28th October street, Agia Triada, 3035, Limassol, Siprus.

Nomor kontak: +357 22 010970; nomor tambahan: +501 611 0594. Nomor telepon Dukungan Pelanggan: 08001503301

Untuk kerja sama, silakan hubungi kami melalui [email protected].

Peringatan risiko: Sebelum Anda mulai trading, maka Anda harus benar-benar memahami risiko yang terlibat di dalam pasar uang, trading dengan margin, dan juga wajib mengetahui tingkat pengetahuan Anda.

Setiap bentuk penyalinan, reproduksi, dan materi apa pun dari website ini hanya tersedia dengan izin tertulis.

Informasi dalam situs web ini bukan merupakan nasihat, rekomendasi, atau ajakan untuk terlibat dalam aktivitas investasi apa pun.