Signifikansi FOMC di Tengah Ketidakpastian Global
Federal Open Market Committee (FOMC) merupakan badan utama pembuat kebijakan moneter di Amerika Serikat yang menetapkan arah suku bunga acuan dan kebijakan moneter. Pertemuan FOMC bulan Juli 2025 akan menjadi sorotan utama pasar keuangan global di tengah dinamika inflasi yang mulai melandai, ketidakpastian pertumbuhan ekonomi, dan ketegangan geopolitik yang masih berlangsung.
Pasar pun menantikan kejelasan arah kebijakan moneter pasca periode suku bunga tinggi berkepanjangan atau dikenal dengan istilah high for longer yang dimulai sejak 2022. Pertanyaan utamanya adalah: “Adakah sinyal pelonggaran atau The Fed tetap bertahan dengan kebijakan restriktif (ketat)?”
The Federal Reserve kini berada dalam posisi sulit: di satu sisi, inflasi telah melandai, sehingga mampu memberikan ruang bagi kebijakan pelonggaran suku bunga; namun di sisi lain, kekhawatiran akan ketahanan inflasi inti dan potensi gejolak pasar global mendorong sikap hati-hati. Pasar keuangan global kini memusatkan perhatian pada FOMC mendatang (September, November, dan Desember 2025) sebagai penentu arah kebijakan moneter AS di sisa tahun ini.
Kondisi Inflasi AS
Laju inflasi tahunan di AS meningkat untuk bulan kedua berturut-turut menjadi 2,7% pada Juni 2025, level tertinggi sejak Februari, naik dari 2,4% pada Mei dan sesuai dengan ekspektasi. Sementara angka inflasi inti menjadi 2,9% secara tahunan dan naik 0,2% secara bulanan.

Angka inflasi PCE Price Indeks yang menjadi preferensi bagi The Fed, secara tahunan di bulan Mei naik menjadi 2,3% dan Core PCE menjadi 2,7%, melebihi angka perkiraan pasar. Laporan inflasi PCE ini akan dirilis Kamis sore WIB pasca pengumuman FOMC Kamis dinihari WIB.

Kedua indikator inflasi yang menjadi pertimbangan utama bagi bank sentral AS masih menunjukkan risiko “letupan” inflasi meskipun angka PCE terlihat lebih stabil. Ketua FED Jerome Powell dalam konferensi pers FOMC bulan Juni lalu menegaskan bahwa meskipun inflasi sudah berada di jalur yang benar, menuju target bank sentral 2% namun bank sentral belum yakin sepenuhnya untuk melakukan pelonggaran kebijakan. Bank Sentral masih melakukan pendekatan “berdasarkan data terkini”, mengandalkan tren data utama seperti inflasi, pasar tenaga kerja dan sentimen pasar, sebelum melakukan pelonggaran.
Pandangan Pembuat Kebijakan (Dot Plot)
Grafik dot plot merupakan visualisasi dari pandangan masing-masing 19 anggota FOMC yang menampilkan proyeksi mereka mengenai suku bunga federal funds rate pada akhir tahun berjalan dan beberapa tahun ke depan, serta estimasi “longer run” (suku bunga netral)
Dot Plot ini termasuk dalam SEP (Summary of Economic Projections) yang diterbitkan per kuartal yaitu bulan Maret, Juni, September dan Desember.
Analisis dot plot juga memberikan proyeksi laju kebijakan suku bunga bank sentral di masa depan (menuju kenaikan atau pemangkasan). Meskipun dot plot ini bukanlah sebuah komitmen pembuat kebijakan karena dapat berubah seiring dengan rilis data, situasi dan kondisi ekonomi terkini.
Lalu, bagaimana proyeksi dot plot terakhir yaitu rilis bulan Juni 2025?
Laporan SEP menunjukkan bahwa mayoritas anggota memperkirakan dua kali penurunan suku bunga hingga akhir tahun 2025. Sebanyak delapan orang pembuat kebijakan menyetujui pemangkasan 50 bps, dua orang memperkirakan 25 bps, dua orang lainnya memperkirakan 75 bps dan tujuh orang lainnya memperkirakan tidak ada penurunan sama sekali.
Proyeksi angka inflasi PCE di akhir tahun 2025 berada di 3,0% dan PCE Inti berada di 3,1% dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi berada di 1,4% dan tingkat pengangguran naik menjadi 4,5%.

Prospek Kebijakan FOMC Juli 2025
Berdasarkan data ekonomi terkini, pertumbuhan GDP menunjukkan soliditas diiringi dengan kinerja pasar tenaga kerja yang masih kuat. Sementara itu, inflasi berada di jalur yang benar yaitu penurunan menuju target bank sentral meskipun sentimen bisnis dan rumah tangga terlihat melemah.
Adanya ketidakpastian ekonomi muncul akibat adanya kebijakan tarif perdagangan yang diusulkan Presiden Trump bisa memicu perang dagang global, meskipun hal ini dapat diselesaikan satu per satu melalui negosiasi dagang dengan AS. Kekhawatiran tarif perdagangan ini juga menjadi faktor pertimbangan bank sentral dalam menjaga inflasi agar tidak terjadi “letupan” lagi.
FOMC bulan Juli 2025, kali ini diperkirakan bank sentral akan menahan suku bunga tidak berubah di 4,5% karena adanya stabilitas harga dan lapangan kerja yang optimum.
Pasar akan menantikan komentar ketua FED Jerome Powell saat konferensi pers, yang biasanya dilakukan setengah jam setelah rilis FOMC.
Pernyataan hawkish dari bank sentral, akan memicu dolar menguat sementara pernyataan dovish bisa memicu dolar kembali melemah.
Outlook Dolar AS (DXY)

Dolar AS bersiap untuk melakukan rebound setelah mengalami penurunan signifikan hingga low 96.30. Kemunculan pola higher low, memberikan dukungan rebound hingga menembus neckline sebagai konfirmasinya. Target rebound adalah MA100 99.85.
Gerak rebound secara teknikal ini seiring dengan fundamental pasar saat ini, dimana menjelang rilis FOMC yang akan mempertahankan suku bunga di kisaran tinggi dan dukungan data ekonomi yang kuat, membuat dolar berpeluang mendekati level psikologis 100.