Berita Fundamental
Risalah rapat BOJ bulan September menunjukkan perdebatan hangat soal timing kenaikan suku bunga. Sejumlah anggota mendorong kehati-hatian karena Jepang mengalami deflasi berkepanjangan, sehingga kebijakan moneter perlu “perlakuan khusus” dibanding bank sentral lain—yakni memastikan ekspektasi inflasi tertambat di 2%. Meski diakui syarat kenaikan suku bunga “semakin terpenuhi”, beberapa anggota menekankan agar langkah yang mengejutkan pasar dihindari.
Sesudah rapat Oktober, dewan mempertahankan suku bunga 0,5% dengan suara 7–2; dua dissenters, Naoki Tamura dan Hajime Takata, kembali mengusulkan kenaikan. Gubernur Kazuo Ueda memberi isyarat paling jelas bahwa Desember bisa jadi waktu kenaikan, namun ia ingin melihat momentum awal kenaikan upah 2025. Faktor upah ini krusial karena menjadi jembatan dari inflasi biaya menjadi inflasi yang ditopang permintaan.
Menjelang keputusan 19 Desember, pasar akan mencermati bagaimana BOJ mengomunikasikan peluang kenaikan agar tidak menimbulkan kejutan pasar. Serikat buruh terbesar menargetkan kenaikan upah >5% untuk tahun ketiga beruntun, sementara eksportir menikmati yen yang lemah namun menghadapi tarif AS. Konsensus ekonom melihat kenaikan suku bunga paling lambat Januari, dengan sekitar setengahnya memperkirakan Desember sebagai titik awal normalisasi.
Outlook USDJPY

USDJPY terkoreksi tajam meski ada rebound di akhir sesi hingga ditutup bearish pada perdagangan kemarin. Pagi ini, USDJPY sempat terkoreksi lagi menguji MA50 dan support 153.15 dan berhasil bertahan di atasnya. Peluang rebound akan membawa USDJPY kembali menuju resistance 153.81.
Sebaliknya, penembusan ke bawah MA50 akan memicu aksi jual USDJPY menuju 152.65.
Resistance: 153.81, 154.23
Support: 153.15, 152.65
