Gambaran Ekonomi Selandia Baru
Perekonomian Selandia Baru sedang berada dalam fase pemulihan namun baru dimulai. Pertumbuhan triwulanan yang positif menandakan momentum perbaikan, namun permintaan domestik yang masih lemah dan ruang kapasitas yang tersisa mengindikasikan pemulihan akan berlangsung secara bertahap dan berhati-hati.
Perekonomian Selandia Baru tumbuh sebesar 0,8% pada kuartal Maret 2025, naik dari 0,5% pada kuartal Desember 2024. Ini merupakan pertumbuhan paling cepat sejak kuartal kedua 2023. Sementara secara tahunan, ekonomi masih menyusut, dengan rata-rata penurunan sekitar 1,1% pada tahun ke Maret 2025.
Sayangnya, sisi pasar tenaga kerja menunjukkan kelemahan yang signifikan—naiknya pengangguran, menurunnya partisipasi, dan tingginya emigrasi, khususnya di kalangan muda. Hal ini mencerminkan tekanan nyata pada kesempatan kerja, meski upah tampak sedikit naik. Ini menjadi sinyal kuat bahwa pelonggaran kebijakan moneter semakin dibutuhkan.

Sisi inflasi Selandia Baru saat ini bisa terbilang terkendali, karena berada di tengah target RBNZ. Pasar tenaga kerja yang longgar dan permintaan domestik yang cukup lemah, tekanan inflasi cenderung menurun, sehingga memberi ruang bagi kebijakan moneter yang lebih longgar.
Tingkat inflasi mencapai 2,5% pada kuartal Maret 2025 dan naik menjadi 2,7% pada kuartal Juni 2025, masih berada di dalam target RBNZ (1%–3%). Namun harus diwaspadai kenaikan tarif domestik (seperti tarif otoritas lokal) yang telah memberikan kontribusi signifikan pada inflasi kuartal Juni.
Sementara, OECD memperkirakan inflasi Selandia Baru terus mereda, seiring dengan tekanan harga minyak dan kapasitas berlebih di pasar tenaga kerja. IMF juga menyebut inflasi tetap berada dalam target bank sentral dengan bias naik sementara dari faktor eksternal seperti harga impor dan nilai tukar dolar NZ, melemah.

Semua indikator ekonomi utama, seperti pertumbuhan, pasar tenaga kerja, dan inflasi menunjukkan kondisi yang mendukung penurunan suku bunga lebih lanjut oleh RBNZ. Pertumbuhan yang sebagian besar didorong oleh sisi penawaran dan permintaan domestik yang lemah, bersama pasar tenaga kerja yang longgar, menandakan bahwa pemulihan masih rapuh dan sangat sensitif terhadap risiko global.
Kebijakan Terkini RBNZ
Pertemuan kebijakan RBNZ yang terakhir, yaitu pada 9 Juli 2025, RBNZ memutuskan untuk menahan tingkat OCR (Official Cash Rate) sebesar 3,25 %, menghentikan sementara siklus penurunan suku bunga yang telah berlangsung sejak Agustus 2024. Keputusan ini muncul di tengah ketidakpastian ekonomi global yang tinggi, khususnya terkait risiko dari tarif perdagangan dan pemulihan ekonomi domestik. Bank sentral menyatakan siap memangkas suku bunga lebih lanjut jika tekanan inflasi terus mereda seperti yang diantisipasi.
Sebuah jajak pendapat Reuters (11–14 Agustus 2025) mengindikasikan mayoritas ekonom memperkirakan RBNZ akan menurunkan OCR sebesar 25 basis poin menjadi 3,00 % pada 20 Agustus nanti. Pendukung penurunan suku bunga ini mengacu pada kondisi pasar tenaga kerja yang melemah, degan tingkat pengangguran naik ke 5,2%, tertinggi sejak akhir 2020 serta inflasi yang berada di kisaran target (2,7 %).
Sebagian besar ekonom memprediksi akan ada satu pemangkasan tambahan ke 2,75 % pada kuartal I 2026, lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
Outlook Kebijakan RBNZ
Rapat RBNZ akan digelar pada 20 Agustus 2025, akan menjadi sorotan pasar dengan ekspektasi kuat bahwa OCR akan dipangkas menjadi 3,00%. Laporan lembaga keuangan BNZ Research menegaskan bahwa kondisi saat ini menunjukkan adanya pelambatan inflasi dan pasar tenaga kerja yang melemah sehingga sangat mendukung pemangkasan suku bunga pada rapat tersebut. Pasar mengantisipasi adanya pemangkasan 25 bps.
Pasar juga akan menantikan pernyataan dari gubernur RBNZ mengenai jalur kebijakan suku bunga dan moneter selanjutnya, melalui peristiwa konferensi pers, setelah rilis keputusannya. Karena beberapa bank besar menilai tidak akan ada aksi lebih lanjut setelah Agustus. Namun prediksi lain menunjukkan potensi pemangkasan suku bunga lebih lanjut ke 2,75–2,50% pada pertengahan hingga akhir 2026.
Secara keseluruhan, RBNZ terlihat telah memasuki fase penyesuaian kebijakan moneter yang lebih akomodatif. Kehati-hatian tetap tinggi, namun minggu ini diperkirakan menjadi titik balik dalam siklus penurunan suku bunga.
Outlook NZDUSD

Mata uang biasanya akan mengalami penurunan atau pelemahan ketika bank sentral memangkas suku bunganya. Sehingga skenario pemangkasan OCR sebesar 25 bps ke angka 3,0% bisa memicu aksi bearish NZDUSD menuju support 0.5851. Sedikit kenaikan menguji garis tren resistance masih dimungkinkan (fluktuasi) untuk kemudian bergerak turun menuju target support.
Sebaliknya, jika OCR tidak berubah di angka 3,25% maka ada potensi penguatan NZDUSD menembus resistance 0.5994 untuk bisa melaju bullish menuju resistance 0.6115.