Apa Saja Jenis Risiko Operasional?
Setelah kita membahas empat penyebabnya, berikut adalah tujuh jenis risiko operasional yang dapat diklasifikasikan:
Penipuan internal. Karyawan secara sengaja dan diam-diam mengambil sumber daya perusahaan secara tidak sah. Manajemen bertanggung jawab menetapkan pengawasan yang tepat.
Penipuan eksternal. Pihak luar mencoba mencuri sumber daya atau properti perusahaan. Contohnya, hacker mencuri uang atau pesaing mencuri kekayaan intelektual.
Kegagalan teknologi. Perangkat lunak atau sistem komputer perusahaan gagal berfungsi.
Manajemen proses. Orang yang bertanggung jawab gagal mengembangkan respons yang tepat terhadap masalah atau gagal menerapkan strategi.
Keselamatan tempat kerja. Perusahaan melanggar peraturan keselamatan atau gagal melindungi karyawan dari bahaya fisik atau mental.
Kerusakan. Faktor eksternal, seperti cuaca atau bencana alam, memengaruhi pasokan atau produksi perusahaan, atau kemampuan karyawan melakukan pekerjaannya. Contohnya, kebakaran atau banjir mendadak bisa mengganggu rantai pasokan. Badai salju bisa mencegah orang mencapai tempat kerja. Rantai makanan Amerika Waffle House adalah contoh perusahaan dengan persiapan bencana yang baik, dikenal tetap buka sepanjang hari setiap hari sepanjang tahun kecuali dalam kondisi sangat buruk. Ada juga metrik bernama Waffle House Index untuk mengukur tingkat keparahan badai.
Klien. Perusahaan merugikan kliennya dengan memberikan informasi palsu, produk cacat, tidak mematuhi hukum, atau gagal memenuhi persyaratan.
Jenis Risiko Lain
Mari kita bandingkan risiko operasional dengan risiko keuangan, pasar, dan strategis.
Risiko pasar merujuk ke risiko kerugian terkait perubahan harga pasar, seperti saham, suku bunga, dan nilai tukar mata uang. Harga saham dapat sangat dipengaruhi sentimen pasar. Investor akan memiliki pandangan tertentu terhadap sebuah perusahaan serta harga saham dan opsinya: apakah nilainya terlalu tinggi atau diskon? Apakah sentimen bullish atau bearish? Risiko pasar juga terkait perubahan suku bunga yang memengaruhi biaya pinjaman perusahaan. Perubahan nilai tukar mata uang, harga bahan baku, dan faktor ekonomi lain juga berperan.
Risiko kredit merujuk ke risiko kerugian finansial saat perusahaan tidak lagi memiliki cukup uang untuk membayar pinjaman dan utang. Meskipun ini bisa terkait dengan manajemen buruk dan penjualan jelek, risiko keuangan berbeda dari risiko operasional karena berkaitan dengan kesehatan finansial perusahaan bukan cara menjalankan operasi sehari-hari.
Risiko strategis berkaitan dengan strategi dan tujuan jangka panjang perusahaan. Misalnya kegagalan menyesuaikan diri dengan regulasi baru atau investasi berlebihan di sektor yang tidak berkembang. Risiko strategis terkait dengan risiko operasional karena risiko operasional adalah kegagalan yang terjadi saat mencoba menerapkan strategi ini. Kesalahan manusia atau sistem memiliki dampak lebih langsung.