Jika breakdown berasal dari garis tren bawah, tren berikutnya akan bearish; sebaliknya, breakout dari garis tren atas menandai awal tren bullish.
Namun, penting untuk tidak salah mengartikan pola ini dengan Wedge! Kedua garis tren harus bertemu di satu titik di masa depan. Kami akan menjelaskan perbedaan antara Symmetrical Triangle dan pola lainnya di bawah ini.
Jika Anda ingin mempelajari lebih lanjut tentang pola-pola penting dalam analisis teknis, baca artikel FBS “15 Pola Grafik Saham Paling Signifikan”.
Apakah Pola Symmetrical Triangle Bersifat Bullish atau Bearish?
Berbeda dengan beberapa pola grafik lain, Symmetrical Triangle tidak secara langsung menandakan tren bullish atau bearish. Pola ini dianggap netral: sering kali melanjutkan tren yang sedang berlangsung, dan arah breakout sebenarnya bergantung pada sentimen pasar. Dengan kata lain, pola ini tidak memprediksi arah pergerakan harga, tetapi menciptakan kondisi untuk pergerakan kuat, baik ke atas maupun ke bawah.
Cara Menghitung Target Harga Breakout atau Breakdown dari Pola Symmetrical Triangle
Untuk menghitung target harga, trader menggunakan metode berdasarkan tinggi segitiga.
Pertama, ukur tinggi segitiga: kurangi titik rendah pertama dari titik tinggi pertama. Misalnya, titik tertinggi di awal segitiga adalah $110, dan titik terendah adalah $100. Jadi tingginya adalah $10.
Kemudian tentukan titik breakout atau breakdown (level harga saat breakout atau breakdown terjadi).
Langkah terakhir: untuk breakout bullish, tambahkan titik breakout dengan tinggi segitiga. Contoh, breakout terjadi pada $108 dan tinggi segitiga $10. Target harga menjadi $108 + $10 = $118.
Untuk breakdown bearish, kurangi tinggi segitiga dari titik breakdown. Misalnya, breakdown terjadi pada $98 dan tinggi segitiga $10. Target harga menjadi $98 - $10 = $88.
Trader biasanya menempatkan order stop-loss sedikit di bawah titik breakout untuk mengurangi risiko jika breakout gagal (dikenal sebagai “false breakout”).
Trading dengan percaya diri! Bergabunglah dengan FBS sekarang.