Mereka bisa muncul di puncak tren naik atau di dasar tren turun dan menandakan tren mulai kehilangan kekuatannya. Harga mencapai level tertentu, memantul, dan menolak untuk menembus lebih jauh. Pola ini tidak otomatis berarti pembalikan akan terjadi, tetapi merupakan tanda kuat bahwa harga mulai ragu-ragu. Trader bisa menggunakan alat data lain untuk mengonfirmasi pembalikan.
Perbedaan Antara Tweezer Top dan Tweezer Bottom
Ada dua jenis pola candlestick Tweezer, tergantung pada momentum bullish dan bearish. Keduanya adalah pola penolakan, artinya harga mencapai level tertentu, memantul, dan menolak untuk menembus.
Tweezer Top muncul setelah tren naik dan mengindikasikan harga mungkin akan turun. Candle pertama biasanya hijau (bullish), menunjukkan pembeli masih mengontrol pasar. Candle kedua membuka di harga tertinggi yang sama dengan candle pertama dan menutup lebih rendah. Biasanya candle kedua berwarna merah (bearish).
Saat Tweezer Top terbentuk, artinya pembeli mencoba mendorong harga lebih tinggi lagi, tetapi menemui resistensi yang sama, seperti sebelumnya. Pembeli gagal menembus, dan penjual memberi tekanan balik, menurunkan harga. Pola ini mengindikasikan tren naik mungkin akan berakhir, dan jika candle berikutnya juga merah, itu peringatan kuat bahwa tren naik akan selesai.
Tweezer Bottom bekerja sebaliknya. Pola ini muncul setelah tren turun dan memberi sinyal harga menyentuh level support dan mungkin akan memantul naik. Candle pertama merah (bearish). Candle kedua membuka di harga terendah yang sama dengan candle pertama, tetapi gagal menembus lebih rendah dan akhirnya berwarna hijau.
Tweezer Bottom menunjukkan tekanan jual mulai mereda. Pembeli mengambil alih dan jumlahnya lebih banyak dari penjual, sehingga harga terdorong naik. Jika candle berikutnya bullish dan menembus atas rentang Tweezer, itu tanda bagus bahwa momentum bullish mulai terbentuk.
Pola | Muncul setelah | Harga yang sama | Sinyal |
---|
Tweezer Top | Tren Naik | High | Pembalikan bearish |
Tweezer Bottom | Tren Turun | Low | Pembalikan bullish |

Cara Mengenali Pola Candlestick Tweezer
Mengenali pola Tweezer sangat sederhana. Anda tidak perlu menggunakan indikator atau menggambar garis apa pun. Cukup lihat grafik dan cari dua candle berturut-turut. Pada pola Tweezer Top, keduanya memiliki harga tertinggi yang sama. Pada pola Tweezer Bottom, keduanya memiliki harga terendah yang sama. Candle pertama harus mengikuti tren saat ini; berwarna hijau jika tren bullish dan merah jika tren bearish. Candle kedua harus menunjukkan adanya penolakan.
Grafik candlestick bisa diatur dalam berbagai kerangka waktu. Pada kerangka waktu sangat pendek, seperti grafik 1 menit, pasar bergerak sangat fluktuatif karena aktivitas acak sehingga muncul banyak pola kecil yang kurang berarti — ini biasa disebut “noise”. Sebuah tren lebih mudah dikenali dengan melihat gambaran yang lebih luas. Pola Tweezer cenderung lebih efektif pada kerangka waktu yang lebih panjang, seperti grafik 4 jam, grafik harian, dan seterusnya, karena pola tersebut lebih mungkin mencerminkan aktivitas nyata pembeli dan penjual serta dapat memberikan sinyal pergerakan yang lebih besar.
Namun, dua candle yang berada pada harga tinggi atau rendah yang sama saja tidak otomatis menjadi pola Tweezer kuat. Candle kedua harus menunjukkan reaksi terhadap candle pertama, misalnya harga berbalik arah atau kesulitan menembus level tersebut. Ini harus menjadi sinyal kuat bahwa kontrol berpindah dari pembeli ke penjual atau sebaliknya.
Pola Tweezer juga tidak terlalu berarti jika berdiri sendiri. Pola ini harus muncul pada waktu tertentu, yaitu saat terjadi tren naik atau tren turun, di level resistance atau support yang jelas. Jika Anda melihat pola ini terbentuk di tengah pergerakan sideways, ketika harga hanya bergerak naik-turun tanpa arah yang jelas, sebaiknya abaikan saja.